oleh Siti halimah
Pesaing dunia kepenulisan telah merambak ke dunia pendidikan. Tantangan
inilah yang harus dipahami mahasiswa, khususnya pendidik. Jika serius ingin
mengubah paradigma lulusan.
Calon pendidik sekaligus penulis Ahmad Ginanjar, saat ditanya di
sela-sela kunjungan di perpustakaan FKIP, Selasa (24/7) mengatakan, calon pedidik Bahasa dan Sastra Indonesia tidak hanya dicetak
menjadi seorang pendidik saja.
“Menulis dan mahasiswa tidak bisa dipisahkan satu sama lain” Ungkap
Ahmad Ginanjar.
Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu tugas mahasiswa mendapat
gelar yaitu menulis skripsi. Hal tersebut merupakan wujud nyata Tri Darma perguruan
tinggi.
“Sebelum
mahasiswa FKIP khususnya Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menjadi
pendidik, nyatanya harus menulis skripsi” lanjut Ahmad Ginanjar.
Belakangan ini pendidik yang menjadi penulis sudah tidak asing lagi.
Di koran kolom bahasa dan sastra misalnya, seringkali di isi oleh kalangan
pendidik.
“Dengan hadirnya mahasiswa FKIP yang menulis di media, secara tidak
langsung kita mengubah paradigma lulusan” Ungkap Ahmad Ginanjar.
Namun lain halnya dengan salah satu misi prodi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia FKIP UNSUR yaitu menghasilkan lulusan yang profesional dan
visioner yang relevan kebutuhan masyarakat.
“Yang pasti pendidik menjadi penulis itu adalah bonus. Apapun visi
dan misi prodi itu sendiri” ungkap wulandari salah satu mahasiswa Pendidikan
Bahasa dan Sastra.
Wulan juga mengungkapkan bahwa, di samping menjadi pendidik, tidak
ada salahnya untuk berkarya. Banyak penulis yang dicetak bukan dari jurusan
sastra murni.
“FKIP
Bahasa dan Sastra kan mencetak guru bukan penulis” ungkap salah satu dosen Pendidikan
bahasa Bahasa dan Sastra di sela-sela perkuliahan.
Beliau juga mengatakan apapun latar belakangnya, mahasiswa fkip
pada dasarnya dicetak untuk menjadi seorang pendidik. Bukan yang lain-lain.
“Terkait dosen atau siapapun yang mengatakan bahwa mahasiswa bahasa
dan Sastra Indonesia tidak dicetak untuk menjadi penulis itu adalah keliru”
ungkap Euis Sinta di tempat yang sama.
Euis juga mengatakan, keahlian yang dimiliki seorang pendidik
adalah anugrah. Meskipun akhirnya ia memilih bidang keahliannya, itu adalah pilihan
yang tidak salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar