03 Mei, 2019

KAJIAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER


Oleh Siti Halimah  
Novel Gadis Pantai 

Nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer.
Nilai-nilai Pendidikan Karakter  yang terdapat dalam novel Gadis Pantai karya Promoedya Ananta Toer, yaitu religius, jujur, toleransi, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli social, tanggung jawab.
Berikut adalah deskripsi tentang nilai pendidikan karakter yang telah disebutkan di atas. 
Religius
Dalam Novel Gadis Pantai banyak ditemukan nilai-nilai religius yang dibentuk dalam sebuah alur cerita yang menarik sehingga membuat pembaca juga ikut merasakan keadaan yang dialami oleh tokoh Gadis Pantai tersebut. Contoh: pada kalimat “Ya, Allah lindungilah seluruh kampung kami.” Dalam kalimat ini terlihat sisi religinya Gadis Pantai yang memohon lindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kampungnya selalu dilindungi dan selamat dari berbagai keadaan yang menimpa kampungnya tersebut.    
Jujur
Nilai-nilai kejujuran yang diterapkan dalam sebuah alur novel juga sangat kental dalam novel Gadis Pantai ini banyak diterapkan nilai-nilai karakter jujur yang dialami Gadis Pantai terutama nilai-nilai kepolosan dan kekanak-kanakannya seorang Gadis Pantai ini. Dalam nilai kejujuran Gadis Pantai adalah orang yang sangat baik serta sangat menyayangi kedua orangtuanya terutama jasa-jasa ayahnya yang telah membesarkan dirinya dengan penuh perjuangan dan tantangan kehidupan yang dialaminya selama menjadi seorang nelayan yang nyawa selalu jadi taruhan dalam mencari tangkapannya. Contoh: pada kalimat “Ah, bapak dekatlah sini.” “Biarlah, aku disini saja.”Gadis Pantai melangkah ke pintu menghampiri bapak. Dan bapak meninggalkan bandul pintu menyingkir keluar.“Aku ingin seperti dulu lagi, bapak, seperti dulu. Orang tak perhatikan aku.” “Tak ada yang perhatikan.” Pada kalimat ini Gadis Pantai sangat menggambarkan nilai jujur dan polos serta sayang terhadap bapaknya yang tidak ingin jauh dengannya.
Toleransi
           Toleransi  yang ada dalam kehidupan juga ada dalam novel Gadis Pantai ini yang mana toleransi yang ditampilkan adalah ketika bendoro terbaring disamping Gadis Pantadan memeluknya, ia merasakan apa yang dirasakan sehingga air mata yang hangat membahasahi wajahnya.
Kerja Keras
Gadis Pantai menggambarkan nilai-nilai kerja kerasnya seorang perempuan dalam menjalani kehidupan terutama dalam ruang lingkup keadaan yang berbeda sebelumnya dengan keadaan dia di masa kecilnya. Contoh: pada kalimat “Pengabdian ini tak boleh cacat, tak boleh merosot dalam penglihatan dan perasaan Bendoro. Bicara tentang saudara-saudara dan orangtua ia tak mau, biar tidak merusak kewajiban pengabdian yang kokoh.” Dalam kalimat ini terlihat bahwa seorang perempuan yang begitu kerja keras dengan ingin selalu mengabdi sepenuh hati terhadap suami yang ia nikahi.
Kreatif
Dalam novel tersebut dijelaskan bahwa Waktu sedang tegang-tegangnya suasana, nampak sekali bapak sedang keras berpikir. Kemudian ia membisikkan sesuatu pada seseorang. Lama betul bapak berbisik. Sesudah itu orang itu pun lari keluar rumah, tak kembali lagi. Ah, sebodoh-bodohnya orang kampung, dalam kepepet akal mereka selalu jalan
Mandiri
Dalam novel kini ia harus lebih banyak berpikir sendiri, mengambil keputusan sendiri, bertindak sendiri. Dari penggalan di atas jelas bahwa Gadis pantai adalah sosok yang mandiri tidak bergantung kepada orang lain.
Dalam Novel Gadis Pantai ini karakter dari tokoh utama juga menggambarkan nilai-nilai mandiri dalam menjalani kehidupannya dan ini terlihat pada kalimat “Jantung Gadis Pantai menggigil kencang. Kini aku harus berhadapan sendiri dengan dia. Dia! Dia yang terbitkan rangkaian bencana atas kampung kami.” Dalam kalimat ini Gadis Pantai ingin melakukan hal yang dapat melindungi kampungnya secara mandiri tanpa harus meminta dan berharap pada pertolongan orang lain, ia merasa dia mampu menjaga dan melindungi kampungnya secara mandiri.
Demokratis
Dalam beberapa minggu ini setapak demi setapak ia dipimpin untuk mengerti, bahwa satu-satunya yang ia boleh dan harus kerjakan ialah mengabdi pada Bendoro, dan Bendoro itu tak lain dari suaminya sendiri.
Rasa Ingin Tahu
Gadis Pantai adalah seseorang yang memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi terbukti dengan cerita-cerita yang dialami dalam perjalanan hidupnya yang mengharuskan dia untuk banyak bertanya kepada para pembantunya mengenai seluk beluk keadaan lingkungan suaminya serta rumah dengan berbagai fasilitasnya yang ia tempati.
Semangat Kebangsaan
             Dalam semangat kebangsaan ini tentu jelas ide cerita yang dijlaskan bahwa beberapa tokoh memiliki semangat untuk mmepertahankan kampungnya, yang mana kampung juga salah satu wilayah bangsa.
Cinta Tanah Air
novel gadis pantai menggambarkan cinta terhadap tanah air.  Sebagai contoh yan dikatakan Gadis PantaiAku akan tahu, tanah ini tempat aku injak setelah ditolong perahu nelayan kampung sini, dibawa ke sini, dipelihara di sini, dan diantarkan ke kota
Bersahabat/komunikatif
Nilai karakter Gadis Pantai juga sangat menarik dalam hal mencintai tanah airnya. Dalam hal ini Gadis Pantai sangat peduli terhadap tanah kelahirannya dan ia begitu mencintai tanah kelahirannya terutama area yang membesarkannya area pantai. Contoh: pada kalimat “Barangsiapa pernah minum air setengah asin kampung ini, dia takkan bakal lupa. Dan barangsiapa dilahirkan di kampung sini, dia tetap anak kampung sini.” Dalam kalimat sangatlah terlihat jelas bahwa Gadis Pantai sangat mencintai kampungnya terutama kampung dalam area pantai.
Cinta Damai
Diceritakan dalam novel bahwa di sebuah ia mengenangkan kembali segala kejadian sesiang tadi, kampung nelayan tiba-tiba jadi hidup lagi, dan secara tidak langsung tidak ingin kejadian itu terulang lagi.
Gemar Membaca
Diceritakan dalam novel bahwa di sebuah ruangan terdapat buku-buku berdiri dengan ketebalannya masaing-masing, dan ia membukanya meski sekedar melihat gambarnya.
Peduli Lingkungan
Dalam satu kutipan di atas jelas dikemukakan bahwa ia membela seekor binatang, den dengan iba untuk tidak memperkerjakan binatang. Itu adalah salah satu bukti bahwa ia peduli terhadap binatang.
Peduli Sosial
Gadis Pantai juga sangat peduli terhadap lingkungannya serta lingkungan sosial yang ia tempati. Ia begitu sayang terhadap binatang-binatang kecil yang ia lihat dan kasihani. Contoh: pada kalimat “Binatang pun tahu berdagang. Rupa-rupanya dagang bukan pekerjaan luar biasa. Lihat! Dan ditunjuknya binatang-binatang itu.” Dalam kalimat ini terlihat bahwa Gadis Pantai sangat peduli terhadap binatang. Selain itu, ia juga peduli terhadap lingkungannya dan ini terlihat pada kalimat “Buat apa tasbih? Bendoro menyampaikan salam. Kalau kampung belum punya surau, Bendoro bersedia membiayai pendiriannya.” Dalam kalimat ini terlihat bahwa suami Gadis Pantai serta dirinya sangat peduli terhadap lingkungan sosialnya terutama peduli dalam hal nilai-nilai kebaikannya untuk dunia maupun akhirat kelak.
Tanggung Jawab

Kehidupan seorang Gadis Pantai penuh dengan tanggungjawab walaupun memang pilihan awalnya menjalani kehidupan pernikahannya bukan murni keinginan dirinya melainkan keinginan orangtuanya walaupun demikian Gadis Pantai tetap tabah menjalaninya dengan rasa penuh tanggungjawab karena dia ingin membahagiakan kedua orangtuanya. Contoh: pada kalimat “Gadis Pantai mulai terbiasa pada kehidupan yang diperlengkapi alat-alat begitu banyak dan menggampangkan kerja.” Pada kalimat ini kehidupan Gadis Pantai telah berubah dengan disuguhkan peralatan-peralatan yang ada di rumahnya walaupun begitu ia tidak ingin diperalatan oleh alat-alat seperti itu ia ingin melakukan tugas sebagai istri seperti mana mestinya dengan tangannya sendiri.

Nilai-nilai dan pendidikan karakter novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer sebagai bahan pembelajaran sastra.  
Analisis kelayakan Novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer sebagai bahan ajar merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Rahmanto, bahwa bahan ajar harus memperhatikan beberapa ketentuan, diantaranya ketentuan teoretis yang meliputi relevansi dengan kurikulum, keberadaan bahasa, psikologi, dan latar belakang budaya. Berikut ini merupakan hasil analisis menurut ketentuan-ketentuan tersebut.   




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEKALI BERJUMPA