30 April, 2019

Perjalanan dan Pulau Samosir


Oleh Siti Halimah 

Salah satu tujuan tempat berlibur paling terkenal di Pulau Sumatera adalah Danau Toba yang ditengahnya terdapat pulau Samosir. Tahukah Anda? ke dua objek wisata ini terletak di Provinsi Sumatera Utara, dengan Medan sebagai ibukotanya. Kota Medan merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Dan Medan merupkan kota terbesar ketiga setelah Jakarta dan Surabaya.
Mayoritas Penduduk Kota Medan adalah suku Batak. Suku ini adalah salah satu suku yang cukup besar di Indonesia. Bahasa Batak “horas” cukup populer didengar sebagai salam saat mereka saling bertemu atapun menyapa orang lain.

Perjalan selama sepuluh hari di Medan merupakan perjalan terpanjang di pulau Sumatera bersama enam kawan seperjuangan. Kiranya banyak kegiatan yang kami lakukan di sana selain mengunjungi salah satu objek wisata di kota medan; bertemu dengan mahasiswa dari berbagai kampus dengan perbedaan RAS ada yang dari jawa, kalimantan, sumatra dan sulawesi, karena dalam kegiatan IMABSII ini baru tergabung dari sabang sampai Gorontalo.

Pada esensialnya kegiatan yang melibatkan seluruh Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia ini telah menghasilan beberapa Rapat Kerja Nasional. Salah satunya rapat kerja yag berkerja sama dengan badan bahasa yaitu menasinalisasikan bahasa Indonesia dan kuat menembus pasar global MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) 2015. Tentunya berbeda ragam bahasa dan budaya tidak membedakan kita untuk memperjuangkan bahasa indonesia di kancah yang lebih luas. 
Perlu kita kaji di kampus kita bagaimana mempertahankan bahasa indonesia ini menjadi suatu objek sentral dalam KMB dan tentunya menjadi suatu penghela menuju pintu indonesia yang nasional.  Dalam rapat kerja nasional IMABSII yang di laksanakan pada tanggal 22-24 November ini juga menghasilkan program kerja yang menjadi perangai untuk memperhatikan keadaan sekitar yaitu Advokasi dan Kajian terbuka yang mana dalam program ini setiap dari kita HMJ atau pun anggota didalamnya mesti cepat tanggap dengan permasalahn yang ada d sekitar.
Dalam pertemuan itu pula banyak cerita tentang permasalahn yang ada di berbagai daerah dan pulau. Ada salah satu permasalah yang terjadi di perbatasan dan itu menjadi tugas kita untuk menyelamatkan indonesia di wilayah perbatasan itu. Kurangnya perhatian pemeritah mungkin menjadi salah satu penyebab terjadinya naturalisasi budaya, bahasa bahakan kehidupan yang lebih condong ke negara lain dan hal itu terjadi di atara perbatasan malaysia dan kalimantan.  
Barangkali masalah ini adalah satu dari ribuan yang baru di ketahui. Apapun yang menjadi penyebab dan siapapun dimaapun itu adalah tugas kita sebagai penghuni yang satu tanah air.

Beranjak pada pertemuan simposium yang dilaksanakan di GOR kabupaten asahan yang mana acara simposium itu di hadiri oleh dinas pendidikan, para guru, siswa dari menegah pertana samapai atas serta mahasiswa. Dalam simposium ini juga mengahasilaan satu keimpulan yang patut kita kaji sebaga tugas kita sebagai bangsa indonesia dan pelajar yaitu mempertahnakan bahasa indonesia ini secara uuh agar tidak terjadinya penympangan bahsa yang terlalu di lebih-lebihkan. Terlebih di jaman yang semakin hari semakin berkembang, dan bahasa yang semaki hari semakin melebih juga akibat dari keberadaan.
Danau Toba 



*cerita yang baru terungkap beberapa tahun yang lalu.

LITERASI ANAK LUAR BIASA

oleh Siti Halimah
LITERASI ANAK LUAR BIASA
"Keterbatasan bukan hambatan dalam berliterasi" Itu adalah judul esai yang ditulis oleh Titin Suistiawati, dalam buku  merayakan Literasi Masa Depan

Literasi adalahsarana untuk membuaka segala pintu yang ingin kita buka, dengan berliterasi segala akan ditemukan, dengan mudah dan asyik tanpa batas.

Setiap anak dilahirkan samadi mata Tuhan. Dengan kemampuan yang sama, namun bagaimana manusia yang pintar mengendalikan hal tersebut,tinggal dipilih. seperti halnya pengalaman yang Saya dapatkan ketika Saya di undang untuk menjadi juri pada Seleksi Lomba Literasi Siswa Berkebutuhan Khusus  Tingkat Kabupaten Cianjur  bertempat di SLB Cahaya Geilang Pertiwi (18/04/2019) ,  Pengalaman baru bagi saya untuk bisa masuk dalam dunia yang berbeda untuk menembus keterbatasan. 

Menulsi cerpen, membaca puisi, menulis puisi, membaca dongeng, mebuat resensi, membuat komik: adalah bidang yang dilombakan. mereka bisa menyampaikan dengan segala keterbatasan dan hasil yang liar.

Luar biasa. Meraka adalah anak luar biasa yang diciptakan Tuhan. berangkat dari hal tersebut Saya percaya bahwa sastra bisa dinikmati oleh siapa aja--dalam keadaan apapun. 




Seleksi Lomba Literasi Siswa Berkebutuhan Khusus  Tingkat Kabupaten Cianjur  






29 April, 2019

Dee dan Supernova; Proses


Oleh: Siti Halimah


“... Bahwa kebenaran yang utuh baru kamu dapatkan setelah melihat kedua sisi cermin kehidupan. Tidak Cuma sebelah.” (Supernova#1 “Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh, hal 10”).

Mengawali karirnya sebagai backing vocal untuk beberapa penyanyi seperti Iwa K, Java Jive dan Chrisye, yang kita tahu Dewi Lestari Simangunsong kemudian group vocal yaitu Rita, Sita dan Dewi atau yang disebut RSD dengan album perdananya, Antara Kita pada tahun 1995 dan Bertiga pada tahun 1997. Namun siapa sangka sebelum ia terjun ke dunia tarik suara Dewi Lestari yang akrab di panggil Dee, dulunya merupakan penulis  buletin  sekolah bahkan tulisannya pernah dimuat di beberapa media, salah satu cerpen yang pernah dimuat diterbitan Bandung adalah cerpen yang berjudul “Sikat Gigi”. Esensialnya, Sebelum supernova keluar tak banyak yang tahu bahwa Dee telah sering menulis dan ia dikenal sebagai penyanyi.  
Perempuan kelahiran 20 Januari 1976 di Bandung  adalah putri dari Yohan Simangunsong (Ayah) dan ibunya Turlan boru Siagian (alm). Dee adalah anak keempat dari lima bersaudara dan salah satu adiknya adalah vokalis Mocca, Arina Ephipania. Dee menghabiskan masa SMA-nya di SMA Negeri 2 Bandung dan Ia merupakan lulusan Universitas Parahyangan dengan jurusan Hubungan Internasional. Sekarang, Dee telah menikah dengan Reza Gunawan dan memiliki seorang anak laki-laki bernama Keenan Avalokita Kirana , dan keenan meruapakan buah hat dari pernikahan sebelumnya dengan penyanyi R&B, Marcell Siahaan.
Dengan membaca Karya DEE ini kita diajak  keliling untuk memahami fiksi ilmiah terutama dalam Supernova yang diantaranya Supernova 1: Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh (2001), Supernova 2: Akar (2002), Supernova 3: Petir (2004), Supernova 4: Partikel (2012).
Penulis yang berlatar belakang penyanyi dan artis ini mampu menghipnotis perspektif para pembaca. Dalam Supernova 1: “Antara Ferre, Rana-Diva, dan 2 Penulis Fiktif” 2 penulis fiktif itu adalah Dimas dan Reuben. 2 Tokoh pertama yang hadir. Dua-duanya homo. Saling mencintai. Berlatar belakang unik. Dan sedang membuat karya mereka berdua dengan pengetahuan masing-masing. Dimas adalah karakter yang mempunyai jiwa seniman dan satunya si Reuben adalah seorang ilmuan.  Banyak orang yang terhibur  dengan karya Dee, dengan plot yang ia persembahkan dalam novel Supernova. Terutama novel yang sensasional adalah Kesatria, Peutri dan bintang jatuh yang rilis pada tahun 2011, novel ini banyak menggunakan istilah sains dan cinta, dan yang lebih mengejutkan lagi dalam kurun waktu 35 hari saja novel ini sudah terjual sekitar 75.000 ekslempar.
Setelah meraih kesuksesan dengan Supernova Satu, Dee kembali meluncurkan Supernova Dua dengan judul Akar pada 16 Oktober 2002. Meskipun lambang yang dipakai sebagai cover novel dianggap melecehkan umat Hindu dan menjadi kontroversi, jalan tengah pun berhasil diambil dengan tidak kembali menggunakan lambang tersebut pada cetakan kedua dan seterusnya. Pada Januari 2005, novel ketiga Dee Supernova Petir rilis dan Rectoverso pada Agustus 2008. Hingga akhirnya pada Agustus 2009, Perahu Kertas rampung dibuat dan berlabuh di. Dee lalu merilis novel lanjutan serial supernova yang berjudul Partikel pada tahun 2012.
Kemudian dalam kata pengantar Dee di Supernova 2: Akar, pada seri episode Supernova yang kedua ini dia  menghadirkan empat tokoh, yaitu: Bodhi, Elektra, Zarah dan Alfa. Tiga tokoh yang pertama sudah muncul, Bodhi di episode Akar, Elektra Wijaya di episode Petir, dan Zarah Amala di Partikel Menurut rumor yang beredar, dua episode Supernova berikutnya akan berjudul Gelombang dan Intelegensi Embun Pagi. Sebaga penikmat karya Dee tentunya kita menuggu setia untuk terus melahapnya.              
https://s.kaskus.id/images/2016/02/06/1712458_20160206110705.jpeg
Dibalik yang kita tahu Ia memiliki sisi kehidupan yang belum kita ketahui sebelumnya. Penyanyi sekaligus penulis ini telah mengegerkan hati untuk tetap menjalani hobi tanpa harus orang lain tahu. Betapa semua membutuhkan proses. Pun ketika Dee sampai sekarang ini yang dikenal sebagai penulis pastinya memerlukan sebuah proses dan tentunya proses yang tekun. Berawal dari menulis buletin di sekolah, kemudian di media-media lokal terdekat hingga kemudian Dee sebagai salah satu novelis Indonesia, dan Supernova pun besanding dengan para sastrawan yang telah lebih dulu daripadanya, seperti Goenawan Muhammad, Danarto dengan karyanya Setangkai Melati di Sayap Jibril, Dorothea Rosa Herliany karya Kill The Radio, Sutardji Calzoum Bachri karya Hujan Menulis Ayam dan Hamsad Rangkuti karya Sampah Bulan Desember. 





27 April, 2019

PSIKOANALISIS TOKOH MAJNUN.



Oleh: Siti Halimah
PSIKOANALISIS TOKOH MAJNUN.


Hasrat tak sadar selalu aktif dan selalu siap muncul.” Menurut Freud, dalam buku psikologi sastra Albertine Minderop.
“Menulis adalah memanggil.” Ketika kita lari dari kenyataan tentang adanya suatu kebetulan tidakkah Tuhan mengatakan bahwa di dunia ini tidak ada yang kebetulan, Ketika saya merasa menulis seperti memanggil, memanggil tokoh yang mempunyai warna dalam cerita Nizami Fanjavi tulis Laila Majnun. Sulit dimengerti ketika ide itu terlahir dari tangan seorang Nizami, tak seperti mengupas cerita yang pernah saya tulis yaitu Anomali Kingdom, tapi bukan Anomali Kingdom yang akan saya kupas. Berkaitan dengan membaca kisah Laila Majnun sebuah cerita yang menyangkut kejiwaan tokoh tentunya suatu hal yang sukar dipahami, barangkali sudah tak asing lagi dengan kisah Laila Majnun dari negeri Timur dan Romeo Juliet dari negeri Barat.  Mengupas persamaan cerita antara Laila dan Juliet adalah cerita yang tak bisa dipaparkan dalam artikel ringan dan praktis ini, dari Juliet terkenal dengan pasangannya Romeo dengan perjalanan kisah cinta mereka, sedang Laila terkenal dengan pasangannya juga yaitu Majnun sang budak cinta.
Berawal dari sebuah perjalananku ketika hendak datang ke sebuah toko buku, “Cinta Abadi Laila Majnun” sebuah novel islami yang hadir beberapa tahun silam yang lalu. Pada esensinya Laila Majnun berceritakan tentang kisah kejiwaan cinta antara Laila dan Majnun sehingga keduanya menjadi tokoh perhatian masyarakat islam, khususnya pada masa itu. Bahkan cerita itu sudah menjadi maha karya sastra besar dunia yang hingga sekarang masih menjadi pusat perhatian kalangan sastrawan serta pemerhati sastra. Terkait cerita Laila Majnun, ada suatu yang menarik dari Novel tersebut yaitu ketika Majnun tak mampu berhenti untuk terus mencintai Laila hinga ia gila dan dikucilkan; hingga ia tinggal di gua dan binatang adalah satu-satunya teman. Sebegitukah cinta hingga membuat gila, sebegitukah sehingga mata hati, telinga sudah terlanjur tertutup. Teringat, suatu kisah ketika ada seorang teman yang tulus membantu Majnun untuk mendapatkan cinta Laila kemudian sedikit demi sedikit Majnun kembali menjadi manusia yang nomal, manusia yang tanpa dibutakan oleh cinta. Hingga suatu ketika  laila menikah dengan seorang laki-laki yang dicintainya—meninggal dan akhirnya mereka menyatu di atas pusara, tempat peristirahatan cinta terakhir mereka.    
Membaca Majnun membukakan kita pada suatu hal yang benar-benar naif untuk kita telusuri, ia benar-benar menjadi budak cinta.  Budak Laila hingga ia gila.
Dari membaca maka akan terkuak alam semesta begitu luas. Alam yang  menyuguhkan segala isinya yang luar biasa; alam watak manusia, ataupun tokoh dalam cerita. Mulai dari lautan, yang katanya, lebih dari duapertiga bumi ini. Laut yang luas dan dalam memiliki isi yang tak cukup dengan selembar kertas untuk mendaftar biota yang terdapat di dalamnya. Begitu juga daratan, yang berbukit-bukit, dengan aliran-aliran sungai yang mengalirkan arusnya, ke laut juga. Bayangkan jika kita mampu memahami bumi dengan segala isinya, namun apalah daya kita manusia yang hanya memiliki kemampuan sebatas kita ingin mengetahui.  Berdasarkan hal yang telah dipaparkan penulis mengupas singkat Majnun dengan kajian aspek psikologi tokoh dengan pendekatan tekstual. Sebelum lebih dekat dengan Majnun, alangkah lebih baiknya kita mengenal sebuh kajian psikoanalisis yang akan menjadi pisau bedah dalam tulisan ini.
Asal Usul Psikoanalisa (Freud)       
Psikoanalisa adalah wilayah kajian psikologi sastra. Model kajian ini pertama kali dimunculkan oleh Sigmund Freud (Milner, 1992:43), seorang dokter muda dari Wina. Ia mengenukakan gagasan bahwa kesadaran merupakan sebagian kecil dari kehidupan mental sedangkan bagian besarnya adalah ketaksadaran atau tak sadar. Ketaksadaran ini dapat menyublim ke dalam proses kreatif pengarang. Ketika pengarang menciptakan tokoh, kadang ‘bermimpi” seperti halnya realitas. Semakin jauh lagi, pengarang juga sering “gila”, sehingga yang diekspresikan seakan-akan lahir bukan dari kesadarannya. Freud yang seorang nerolog, membangun gagasannya tentang teori psikologi berdasarkan pengalamannya menghadapi para pasien yang mengalami problem mental (Eagleton, 1996:43).
            Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis, akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh jika kebetulan teks berupa drama maupun prosa. Sedangkan jika berupa puisi, tentu akan tampil melalui larik-larik dan pilihan kata yang khas. Di samping ada puisi lirik atau prosais dan atau ada balada tokoh tertentu. Berarti ada benarnya bila Jatman (1985:165) berpendapat bahwa karya sastra dan psikologi memang memiki pertautan yang erat, secara tak langsung dan fungsional. Pertautan tak langsung, karena baik sastra maupun psikologi memiliki objek yang sama yaitu kehidupan manusia. Psikologi dan sastra memiliki hubungan fungsional karena sama-sama mempelajari keadaan kejiwaan orang lain, bedanya dalam psikologi keadaannya riil, sedangkan dalam sastra bersifat imajinatif.
Dalam kajian psikologi sastra, akan berusaha mengungkapkan psikoanalisa kepribadian yang dipandang meliputi tiga unsur sama kejiwaan, yaitu: id, ego, dan super ego. Ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk totalitas, dan tingkah laku manusia yang tak lain merupakan produk interaksi ketiganya. Id (das es) adalah sistem kepribadian manusia yang paling dasar. Dalam pandangan Atmaja (1988:231) Id merupakan acuan penting untuk memahami mengapa seniman/sastrawan menjadi kreatif. Melalui Id pula sastrawan mampu menciptakan simbol-simbol tertentu dalam karyanya. Jadi apa yang kemudian dinamakan novel psikologis misalnya ternyata merupakan telah menerima perkembangan watak untuk kepentingan struktur plot.
Id adalah aspek kepribadian yang “gelap” dalam bawah sadar manusia yang berisi insting dan nafsu-nafsu yang tak kenal nilai dan agaknya berupa “energi buta”. Dalam perkembangan tumbuhlah ego yang prilakunya didasarkan atas prinsip kenyataan. Sementara super ego berkembangan mengontrol dorongan-dorongan “buta” Id tersebut. Hal ini berarti ego (das ich) merupakan sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengaruh individu kepada dunia obyek dari kenyataan, dan menjalan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Ego adalah kpribadian yang implementatif, yaitu berupa kontak dengan dunia luar. Adapun super ego (das ueber ich) adalah sistem kepribadian yang berisi nilai-nilai atau aturan yang bersifat evaluatif (menyangkut baik buruk).
Dari uraian demikian, dapat diketahui bahwa ada hubungan antara sastra dengan psikoanalisa. Hubungan tersebut, menurut Milner (1992:32) ada dua hal, pertama ada kesamaan antara hasrat-hasrat yang tersembunyi pada setiap manusia yang menyebabkan kehadiran karya sastra yang mampu menyentuh perasaan kita, karena karya sastra itu memberikan jalan keluar terhadap hasrat-hasrat rahasia tersebut. Kedua, ada kesejajaran antara mimpi dan sastra, dalam hal ini kita menghubungkan elaborasi karya sastra dengan proses elaborasi mimpi, yang oleh Freud disebut “pekerjaan mimpi”. Baginya, mimpi seperti tulisan, yaitu sistem tanda yang menunjuk pada sesuatu yang berbeda dengan tanda-tanda itu sendiri. Keadaan orang yang bermimpi adalah seperti penulis yang menyembunyikan pikiran-pikirannya.
Struktur Kepribadian Menurut Sigmund Freud
Tingkah laku menurut Freud, merupakan hasil konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kepribadian tersebut. Faktor-faktor yang memengaruhi kepribadian adalah faktor historis masa lampau dan faktor kontemporer, analoginya faktor bawaan dan faktor lingkungan dalam pembentukan kepribadian individu. Selanjutnya, Freud membahas pembagian pskisme manusia: id (terletak di bagian taksadar) yang merupakan reservoir pulsi dan menjadi sumber energi psikis. Ego (terletak di antara alam sadar dan taksadar) yang bertugas sebagai penengah yang mendamaikan tuntutan pulsi dan larangan superego. Superego (terletak sebagian di bagian sadar dan sebagian lagi di bagian taksadar) bertugas mengawas dan menghalangi pemuasan sempurna pulsi-pulsi tersebut yang merupakan hasil pendidikan dan identifikasi pada orang tua. Berdasarkan hal di atas penulis mengkaji atas kejiwaan pada tokoh Majnun dalam novel Cinta Abadi Laila Majnun.
Psikoanalisa Majnun
Qais merupakan tokoh sentral dalam novel Cinta Abadi Laila Majnun. Qais di gambarkan sebagai tokoh protagonis, yaitu seorang anak yang cerdas, tekun, dan juga ringan tangan. Berikut kutipannya.

“Qais adalah seorang siswa yang tekun dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Hanya dalam waktu yang singkat, ia telah mengalahkan teman-teman sekelasnya dalam semua bidang pelajaran. Ia merupakan siswa terbaik yang pernah diajar oleh sang guru. Qais sangat unggul dalam hal membaca dan menulis”.  (Cinta Abadi Layla Majnun, 2012:6).


Qais juga digambarkan sebagai sosok yang rela berkorban dan memperjuangkan cintanya. Dalam cerita, pada saat Laila di pingit, Qais rela pergi dari rumah untuk mencari pengobat hatinya dan berubah menjadi ‘gila’ alias Majnun. Psikologisnya terguncang, pengarang menghadirkan alam bawah sadar Majnun sehingga ia melakukan hal-hal yang diluar kendalinya.  Berikut kutipannya,
(1)
“Tempurung kewarasan Qais telah retak dan nyaris pecah, menympahkan jiwanya yang gundah. Kendati demikian, ia telah bersikap pasrah, terbuka: emosi dan perasaannya yang terdalam telah nampak akan membuncah. Tidak hanya kehilangan Laila, ia juga kehilangan jati dirinya, kepedihan hatinya terpahat diraut wajahnya; berpijar bak nyala api yang membara, sehingga semua orang dapat melihatnya dengan nyata. Qais adalah luka yang berjalan dan berbicara. Qais adalah orang yang hilang, seakan dilupakan siapa saja. Qais telah dimusuhi takdir yang diterapkan atas dirinya”. (Cinta Abadi Layla majnun, 2012:16).




(2)
Memang Qais telah menjadi “Majnun” alias gila! Namun, ia sangat mahir dalam merangkai syair, mengubah kidung cinta. Seiring keterpisahannya dengan Laila –sebuah perpisahan yang membuatnya menjadi budak Laila- hatinya tergerak untuk memintal dan menenun benang syair-syair cinta, dan sajak-sajak indah untuk menguji kecantikan Laila, untaian syair yang sebelumnya belum pernah didengar oleh telinga manusia”. (Cinta Abadi Laila Majnun, 2012:16-17).








Berbicara tentang Majnun, sampai kapan pun saya (penulis) yakin tidak akan terlepas dari perkembangan zaman, dan pastinya tidak akan pernah terlepas dari perkembangan sastra itu sendiri. Cobalah tengok perkembangan psikologi setiap penulis dalam karyanya, atau pula tokoh dalam karyanya, mulai saja dari zaman Laila Majnun hingga Romeo Juliet sampai Cleopatra. Baca pula bagaimana suasana yang dihadirkan dalam novel tersebut karena disini penulis hanya sedikit membuka bayangan unutk membaca agar masuk kedalam gerbang karya-karya Timur dan Barat tersebut. Kedua penulis yang berbeda tanah ini tertunya memiliki gaya tersendiri dalam menciptakan karyanya sehingga terciptanya tokoh yang menjadi orator dalam cinta setiap karya. Jadi penu lis dan menulis tidak hanya butuh kata dalam mencipta karya. Melainkan setiap jiwa penulis juga membutuhkan pemahaman alam sekitar, sehingga terjadi sinergisitas antara bahasa yang dikuasai dan fenomena yang berkembang di bumi ini. Selain dari itu ada yang lebih penting lagi, yaitu dengan cara apa kita menghimpun jiwa  beberapa tokoh dari menulis?  
Freud sebagai tokoh psikoanalisa tidak memberikan penjelasan pada teori psikoanalisisnya karena penjelasan dari Freud selalu berubah-ubah. Tahun 1923, dalam sebuah jurnal di Jerman, dia menjelaskan dari pengertian psikoanalisis. Pertama digunakan untuk sebuah metode penelitian terhadap proses psikis yang tidak terjangkau secara ilmiah. Kedua psikoanalisiS juga digunakan sebagai suatu metode untuk menyembuhkan gangguan-gangguan psikis yang diakibatkan oleh pasien neurosis.
Dengan membaca Laila Majnun ini maka terbukalah ide untuk juga menciptakan Majnun-majnun yang lebih fenomenal.  Membuka alam-alam kejiwaan yang lebih supranatural.




DAFTAR BACAAN

Fanzavi, Nizami. 2012. “Cinta Abadi Laila Majnun”. Bandung: PT Ikhlas Media.
Minderop,  Albertine. 2011. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
Susanto, Dwi. 2011. Pengantar Teori Sasta. Yogyakarta: CAPS.
Wellek, Rene. Austin Warren. 1989. Teori Kesusasteraan. Jakarta: PT Gramedia.


26 April, 2019

MENULIS ADALAH MEMANGGIL


Siti Halimah 

            Hasrat tak sadar selalu aktif dan selalu siap muncul.” Menurut Freud, dalam buku psikologi sastra Albertine Minderop.
Menulis adalah memanggil
Dan menulis adalah memanggil. Ketika kita lari dari kenyataan tentang adanya suatu kebetulan tidak Tuhan mengatakan bahwa di dunia ini tidak ada yang kebetulan, Ketika saya merasa menulis seperti memanggil. Memanggil tokoh yang warna dalam cerita yang saya Tulis. Aku tak pernah mengerti apakah yang terjadi dengan tanganku ini. Tapi sepertinya tanganku ini menjadi tongkat Harry Porter.
Mengupas cerita yang pernah saya tulis yaitu Anomali Kingdom, tapi bukan anomalia kingdom yang akan saya kupa. Berkaitan dengan sebuah cerita tentunya kita pasti sudah tak asing dengan kisah laila majnun dari negeri timur dan romeo juliet dari negeri barat.  mengupas persamaan cerita antara Laila dan Juliet. Juliet terkenal dengan pasangannya romeo, sedang Lalila terkenal dengan pasangannya juga dengan pada esensinya dalam buku tersebut saya menuliskan kegiatan-kegiatan binatang-binatang yang di luar nalar manusia dan saya imajinasikan dengan kehidupan sekitar saya.
Pada suatu hari saya menulis tentang seekor ular yang asal mulanya saya mempunyai ular itu dari adik saya yang paling kecil, meski ular itu adalah ular mainan yang tidak bias berbicara seperti apa yang saya ceritakan dalam buku saya tersebut. Nah, selang beberapa hari ketika saya pulang dari kontrakan karena memang kebetulan saya tidak tinggal di rumah. Dan ternyata di rumah saya itu ada ular yang benar-benar ada seperti  apa yang saya ceritakan dalam buku. Pun dengan tokoh-tokoh lainya yang saya tulis seperti cikcak, belalakang, belalang sembah, semuat, kucing, ulat, nyamuk bahkan mereka datang ke kamarku. Tapi saya sedikit tidak kanget karena satu-persatu apa yang tulis itu mulai terjadi bahkan menajadi nyata, maka dari sanalah timbul bahwa menulis itu memang memanggil.  
Dalam bukunya joni ariadinata mengatakan bahwa “Imajinasi itulah kekuatan luar bisa yang menjadikan manusia berada pada kondisi sekarang saaat ini “ dalam aku bisa nulis cerpen, halaman 35
Dari hal itu saya bisa sedikit menarik kata bahwa menulis terkadang apa yang ada pada imajinasi membawa kita dalam bawah sadar yang akan terjadi. kelihatannya hanya hasrat tak sadar yang muncul tapi menurut analisis pernyataan di temukan menurut hasrat tak sadar, hasrat yang timbul dari alam sadar yang direpsesi selalu aktif dan tidak pernah mati. Hasrat ini sangat kuat dan berasal dari masa kecil kita.
Berbeda dengan apa yang dikatakan oleh orang-orang Setelah kejadian itupun saya merasa takut untuk menulis. Takut mereka datang dengan tiba-tiba.  Ketika kita melihat sebuah tulisam.
Berangkat dari hal tersebut sebelum saya menulis cerita anomali kingdom ini saya tidak pernah berpikir untuk menulis hal-hal yang ada di sekitar ini.  






25 April, 2019

BERBAHASA SEJAK LAHIR



:Siti Halimah

“Terdapat banyak bukti bahwa manusia memiliki warisan biologi yang sudah ada sejak lahir berupa kesanggupan untuk berkomunikasi dengan bahasa khusus manusia dan itu tidak ada hubungannya dengan kecerdasan atau pemikiran.” Lennerberg, 1964


Berawal dari munculnya bahasa yang sudah ada sejak lahir. Pendidikan bahasa Indonesia di sekolah juga perlu ditingkatkan, terutama pembelajaran bahasa Indonesia. Setiap pembelajaran di sekolah pada umumnya memerlukan pengetahuan mengenai berbahasa Indonesia, bahkan diabad 21 ini pendidikan Bahasa Indonesia perlu disepakati keberadaannya, karena dengan berkembangnya zaman banyak bahasa dari berbagai wahana yang masuk, dan merusak bahasa aslinya, seperti belakangan ini timbul bahasa digital yang dipengaruhi oleh bahasa asing. Contohnya, kata download yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Nyatanya download mempunyai padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu unduh. Berdasarkan hal tersebut tanpa pendidikan bahasa Indonesia setiap pengguna kata download akan asing dengan kata “unduh”. Pendidikan bahasa Indonesia sudah sulit ditempatkan pada tempatnya. Hingga pada akhirnya perlu peran pendidik dalam memperkenalkan bahasa yang sudah jarang digunakan oleh pemakai bahasa. Terutama didunia sekolah.
Pendidikan bahasa Indonesia penting diterapkan untuk menjaga bahasa Indonesia sebab bahasa Indonesia adalah dasar untuk pendidik menyampaikan ilmunya pada murid, pun sebaliknya. Pendidikan Indonesia sangat memberikan sumbangsih agar setiap murid percaya diri untuk mengeluarkan ide krearif dari pengetahuan lain yang dimiliki.
Sejak dini bahasa Indonesia senantiasa diterapkan, dari pendidikan usia dini yaitu guru mengajarkan setiap haruf serta pengucapan huruf dengan tidak disadari. Guru memperkenalkan Fonem atau satuan bunyi terkecil yang menunjukan kontras makna (misalnya fonem untuk membedakan makna), pengucapan arus dan harus jika tidak jelas maka akan melenceng maksudnya. Pengucapannya berbeda, maka maknanya pun akan berbeda sehinga dari hal ini anak bisa mengenal kata. Bahkan dalam pendidikan kanak-anak sudah mulai diperkenalkan dengan suku kata ataupun klausa agak bisa berbicara dengan baik.
Setalah jenjang pendidikan usia dini atau taman kanak-kanak melanjutkan lagi ke tingkat selanjutnya, sedang sejak Sekolah Dasar  anak sudah lebih sering diperkenalkan dengan kalimat: diaplikasikan dengan membaca nyaring. 
Kemudian menginjak Sekolah Mengengah Pertama anak diperkenalkan dengan hal yang baru, bukan lagi tentang mengenal kalimat melainkan pembelajaran bahasa Indonesia yang lebih cenderung dengan paragraph (teks), pada usia ini anak harus siap terampil membaca dengan rapid an cermat.
Pada jenjang Sekolah Menegah Atas baru anak akan lebih jauh lagi mengenal bahasa Indonesia, sudah tidak dengan huruf, kata, klausa paragraph melainkan berbasis teks sampai menganalisis. bahkan dikurikulum nasional ini pembelajaran bahasa Indonesia sudah dikenalkan belajar berbasis teks dari tingkat Sekolah Dasar.  Hingga pembelajaran bahasa Indonesia semakin kaya dan luas. Menginjak bangku kuliah semua hal yang diajarkan sejak lahir sampai dewasa diperdalam sehingga menemukan ragam bahasa yang sejak lahir
Sistematika Berbahasa 


Berdasarkan pemikiran dan pengalaman yang penulis uraikan maka perlu adanya perhatian dalam berbahasa sejak lahir: dari keluarga, pendidik serta pemerhati pendidikan.  Perlu perbaikan berbahasa dari setiap pendidik yang terlibat, dan lebih utama pendidik bahasa Indonesia dengan ditingkatkannya kompetensi pendidik bahasa Indonesia dengan mengadakan pelatihan rutin terkait pengembagan pendidikan bahasa Indonesia pada setiap jenjang, bahkan tidak hanya baasa saja perlu juga dibubuhi sastra didalamnya.






Menulis dan Paradigma Lulusan.


oleh Siti halimah

Pesaing dunia kepenulisan telah merambak ke dunia pendidikan. Tantangan inilah yang harus dipahami mahasiswa, khususnya pendidik. Jika serius ingin mengubah paradigma lulusan.
Calon pendidik sekaligus penulis Ahmad Ginanjar, saat ditanya di sela-sela kunjungan di perpustakaan FKIP, Selasa (24/7) mengatakan, calon pedidik  Bahasa dan Sastra Indonesia tidak hanya dicetak menjadi seorang pendidik saja.
“Menulis dan mahasiswa tidak bisa dipisahkan satu sama lain” Ungkap Ahmad Ginanjar.
Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu tugas mahasiswa mendapat gelar yaitu menulis skripsi. Hal tersebut merupakan wujud nyata Tri Darma perguruan tinggi.
            “Sebelum mahasiswa FKIP khususnya Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menjadi pendidik, nyatanya harus menulis skripsi” lanjut Ahmad Ginanjar.
Belakangan ini pendidik yang menjadi penulis sudah tidak asing lagi. Di koran kolom bahasa dan sastra misalnya, seringkali di isi oleh kalangan pendidik.
“Dengan hadirnya mahasiswa FKIP yang menulis di media, secara tidak langsung kita mengubah paradigma lulusan” Ungkap Ahmad Ginanjar. 
Namun lain halnya dengan salah satu misi prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNSUR yaitu menghasilkan lulusan yang profesional dan visioner yang relevan kebutuhan masyarakat.
“Yang pasti pendidik menjadi penulis itu adalah bonus. Apapun visi dan misi prodi itu sendiri” ungkap wulandari salah satu mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra.
Wulan juga mengungkapkan bahwa, di samping menjadi pendidik, tidak ada salahnya untuk berkarya. Banyak penulis yang dicetak bukan dari jurusan sastra murni.
            “FKIP Bahasa dan Sastra kan mencetak guru bukan penulis” ungkap salah satu dosen Pendidikan bahasa Bahasa dan Sastra di sela-sela perkuliahan.
Beliau juga mengatakan apapun latar belakangnya, mahasiswa fkip pada dasarnya dicetak untuk menjadi seorang pendidik. Bukan yang lain-lain.
“Terkait dosen atau siapapun yang mengatakan bahwa mahasiswa bahasa dan Sastra Indonesia tidak dicetak untuk menjadi penulis itu adalah keliru” ungkap Euis Sinta di tempat yang sama.     
Euis juga mengatakan, keahlian yang dimiliki seorang pendidik adalah anugrah. Meskipun akhirnya ia memilih bidang keahliannya, itu adalah pilihan yang tidak salah.  


PBSI 2016



22 April, 2019

Semangat Anak dalam Literasi









Literasi bisa ditularkan pada siapa saja,untuk siapa aja: temasuk anak-anak.

kegiatan literasi sore di Teras Baca 18

21 April, 2019

Pelatihan Blogger Cianjur Kedua




“Yang penting setiap hari posting, lalu tetaplah konsisten dan sabar.” Itu adalah kata-kata yang Saya dapatkan di Pelatihan Blogger Cianjur kedua hari ini—tepat di hari Kartini (21 April 2019) yang diadakan di perpustakaan daerah Cianjur.

Pelatihan Blogger Cianjur Kedua

Blog adalah sebuah media atau halaman web untuk mengaktualisasikan diri dengan tulis menulis yang diluangkapkan penulis. Manfaat blog sangat banyak, diantaranya yaitu kita bisa berbagi terntang berbagai hal, sarana untuk berbisnis dll.  

Saya mulai terkesima dengan waktu yang terus berputar. Menengok jam dinding ternyata waktu menunjukkan pukul 11.00 WIB.  Kami belajar mulai dari definisi blog, macam-macam blog, manfaat blog sampai praktik membuat blog.

Saya mulai mendapatkan energi baru tentang blog. Saya sudah lama mempunyai blog tapi saya tidak memiliki pengetahuan lebih dalam tentang blog, saya hanya mengandalkan pengetahan saya dari membaca,youtube dan median lainnya (autodidak). Saya mulai menemukan lagi energi untuk semangat menulis di blog—energi dari pelatihan hari ini.

Ya, menulis setiap hari,post setiap hari. itu adalah kunci yang yang temukan pada hari ini. Setelah itu Saya menemukan ide utnuk  membuat blog baru tentang “literasi anak". Ini adalah tulisan pertama Saya untuk mengembangkan literasi anak


Sabar dan kosnsisten  adalah hal yang harus dimiliki untuk memulai dari awal. Seperti mengawali blog ini. Lalu membangun itu perlu waktu, sedangkan menghancurkan tidak perlu waku lama. 


SEKALI BERJUMPA