05 Oktober, 2019
15 September, 2019
KUALITAS DAN MAGISTER
Tepat di hari ini 14 September 2019 adalah pertama kali saya belajar di magister. Mata kuliah Bahasa Indonesia dengan dosen pengampu yaitu Bu Siti Mariam. Dulu, bimbingan skripsi Saya oleh beliau. Jadi ini bukan pertama kali Saya bertemu dengan beliau.
Beliau menjelaskan kepada kami tentang bagaimana menulis karya ilmiah. Katanya, jika hari ini tidak menulis maka kalian akan tergerus oleh mereka yang menulis. Apalagi sebagai dosen atau sebagai guru.
"Bu, apakah baground pendidikan mempengaruhi kepercayaan setiap pembacanya?" Begitulah kira-kira pertanyaan saya.
Karena akhir-akhir ini Saya menulis bukan dibidang keahlian Saya. Kadang yang membuat tak nyaman itu yang seperti ini, bahkan Saya mengajar di bidang yang bukan keahlian Saya, bahkan yang membuat tidak kuat itu yang seperti ini. Tapi ada kekuatan yang tidak bisa dijelaskan, hingga akhirnya bertahan adalah jalan yang harus dipilih.
"Tulisan fiksi bisa saja ditulis oleh semua kalangan. Tapi tidak dengan ilmiah, perlu ada pembuktian. Bahkan untuk penelitian hibah, itu akan dilihat dari baground pendidikan yang diampunya. "Pungkasnya
Begitulah hari pertama yang biasa saja.
ADA TANGGUNG JAWAB YANG HARUS DIJAGA
Grand Hani Lembang |
ketika menjadi pembicara berjalan makaitu akan memberikan sentuhan.
kegiatan ini berjalan selama hari satu malam pada tanggal 15-16 Agustus 2019, dan dilaksanakan di Hotel Grand Hani Lembang dengan tema Penguatan Peran Tutor SMA Terbuka dan SMK PJJ di Lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Provinsi Jawa Barat. tepat pada materi pertama disampaikan oleh Ibu KCD belliau sekaligus membuka kegiatan.
ada materi yang disampaikan oleh Ibu KCD yang membuat Saya menjadi menjadi berpikir untuk menjadi guru,terutama guru di PJJ karena kebetulan Saya mengajar disebuah SMK sekaligus menjadi tutor di SMK PJJ tersebut. ya, tentang peran guru yang beliau sampaikan:
- Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu memiliki keterampilan memberikan informasi kepada anak didik di kelas.
- Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki keterampilan cara memimpin kelompok murid.
- Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan cara mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa.
- Guru sebagai pengatur lingkungan perlu memiliki keterampilan mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran.
- Guru sebagai partisipan, perlu memiliki ketarampilan cara memberikan saran, mengarahkan pemikiran siswa di kelas dan memberikan penjelasan.
- Guru sebagai ekspeditur, perlu memiliki keterampilan menyelidiki sumber-sumber masyarakat yang akan digunakan.
- Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan cara memilih, dan meramu bahan pelajaran secara profesional.
- Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mendorong motivasi belajar siswa.
- Guru sebagai penanya, perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang merangsang kelas berfikir dan memecahkan masalah.
- Guru sebagai pengajar, perlu memiliki keterampilan cara memberikan penghargaan terhadap anak-anak yang berprestasi.
- Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan cara menilai anak-anak secara objektif, kontinue, dan komprehensif.
- Guru sebagai konselor, perlu memiliki keterampilan cara membantu anak-anak yang memiliki kesulitan tertentu.
Meskipun pendidikan mengalami pergeseran secara digitaldi era sekrang ini, namun teknis tidak akan melulu semua digantikan oleh mesin. Contoh saja pendidikan karakter pada siswa tidak akan ditemukan dalam mesin pencarian. Pelajaran yang handal dan baik itu adalah setiaguru mampu mengaitkan setiap mata pelajaran dengan pendidikan karakter, jangan sampai pendidikan karakter siswa kita diubah oleh mesin, sebab itu perlu sebagaimanapun pembelajaran PJJ atau terbuka itu banyak menggunakan media online, tetap perlu ada tatap muka setiap minggunya.
Lalu sering ditemukan permasalah ini, adalah dosa besar terletak ketika anak mencium tangan kita sebagai, kita membuang muka. Jangan begitu, usaplah.
Ada tanggungjawab yang harus dijaga seorang pendidik. Pendididkan bukan hanya sebuah gelar,namun ia dalah proses yang tidak akan pernah berakhir.
MELATIH MENTAL
SMKN 1 Cugenang |
Praktik bisnis itu melatih mental, katanya.
Saya buka terlebih dahulu dengan kata yang baik untuk pelatihan ini. Pelatihan ini dilakukan pada tanggal 10-12 Sepetember 2019di SMKN 1 Cugenang. Kebetulan juga Saya ditunjuk sebagai MC dan peserta degan secara mendadak, hingga kegiatan ini menjadi hari yang kurang baik yang kesekian kalinya untuk Saya,; Saya harus membohongi diri Saya, Saya harus menyiksa diri Saya dengan mengikuti hal tidak saya sukai. kebetulan juga Saya tidak punya keahlian apapun dalam bidang ini, rasanyayang tidak cocok dengan dunia Saya.
Tapi kita lupakan hal itu, karena bagi Saya ini adalah hal baru yang harus Saya jalani dengan baik banyak sekali yang bisa pelajari kegiatan pada kali ini. Ya,karena dunia ini bukan hanya sekadar yang disukai, tapi juga yang tidak disukai.
Ada beberapa hal yang saya dapatkan dalam kegiatan ini, dengan segala keterpaksaan. Ya, hal ini bisa saja menjadi alternatf siswa untuk memilih atau mengerjakan apa yang mereka sukai, juga bisa membentuk softkill siswa sebagai calon wirausaha.
Lalu Saya mendapatkan juga metode pembelajaran Sikepo untuk dunia marketing, didunia memang bukan dunia Saya.ini bisa diterapkan dalam hal apa saja. pertama memiliki empati dan bisa secara langsung observasi/pengamatan peluang usaha, kedua etos kerja yaitu dengan kepepet dan kontrak beajar dengan siswa, ketiga bisa menimbulkan juga kerjasama tim yaitu praktik bisni online,lalu jujur hingga mendapatkan omset.
MENULIS TANPA HARUS MENUTUP CITA-CITA YANG LAIN
Tere Liye di SMAN 1Cianjur |
Hari ini aku menjadi orang yang paling beruntung bisa menghadiri seminar Tere Liye di SMA Negeri 1 Cianjur. Niat yang ditanamkan dari rumah adalah aku ingin memberi semangat pada diri untuk tetap menulisdalam segala kondiri. dan aku yakin Bang Tere adalah salah satu semangat yang harus aku tanamkan. Dan pada hari ini,aku jatuh cinta pada Bang Tere.
Sebelumnya, aku tidak pernah berjumpa dengan Tere Liye, aku hanya sering medengar orang menceritakan tetang bukunya. Buku Tere Liye yang pertama kali aku kenal adalah Daun yang tak Pernah Membenci Angin.
Sederhana dan bersahaja. Ya,aku pertama kali melihat Bang Tere hari ini, .dengan pakaian yang sederhana dan kata yang menghipnotis.
"Menulis adalah salah satu cara untuk bisa terlibat dengan sekitar. apa yang susah? menulis itu tidak susah, kata siapa menulis itu susah? susah itu adalah ketika kalian tidak mengerjakan tulis kalian".
19 Juli, 2019
22 Mei, 2019
Penilaian Akhir Semester (PAT) Based Android
Penilaian Akhir Semester (PAT) menjadi
rutinitas sekolah setiap enam bulan sekali dan menjadi salah satu progranm
sekolah, sehingga siswa sudah terbiasa dengan kegiatan tersebut. Namun berbeda
dengan kegiatan PAT pada semeseter dua tahun ajaran 2018/2019 Smk Negeri 1
Cugenang membuat trobosan terbaru untuk menunfkatan literasi digital yang
setiap tahun berkembang. Apliksi yang digunakan dalam membuat soal adalah gogle
drive yang dikreasikan menjadi lebaran soal.
Bahwa Pemerintah harus lebih
banyak mengakselarasi startup di sektor pendidikan. Digitalisasi sektor
pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan kepala sekolah dan siswa dalam
menghadapi Revolusi Industri 4.0. (di kutif dari
https://aptika.kominfo.go.id/2019/04/digitalisasi-sektor-pendidikan-untuk-hadapi-revolusi-industri-4-0/
).
“Adanya standard dan framework
kurikulum informatika yang sudah dirilis dan diimplementasikan oleh negara
maju, antara lain yang dirilis oleh Association for Computing Machine (ACM),
Computer Science Teacher Association (CSTA), dan Lembaga nirlaba (code.org). Di
dunia digital yang dipenuhi dengan komputasi dan komputer, lulusan sekolah
harus mempunyai pemahaman tentang informatika,” jelas Sutjipto.
(dikutipdi kutif dari https://aptika.kominfo.go.id/2019/04/digitalisasi-sektor-pendidikan-untuk-hadapi-revolusi-industri-4-0/
)
Meskipun dalam
kenyataannya tidak semua sektor pendidikan belum siap mengahadapi hal tersebut,
perlu diadakan kajian ulang mengenai hal tersebut, mengingat tidak semua sektor
mendapatkan jangkauan akses internet dengan baik, salah satunya daerah
terpencil.
Namun berdasarka
hal tersebut SMKN 1 Cuegnang berpartisipasi hadir memperkenalkan digital
pada siswa dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0. Dalam tahap percobaan kelas xi menjadi uji
coba kefektian Pada PAT semester dua tahun pelajaran 2018/2019, dan ikut terjun
menjadi salah satu pengguna digital didunia digital khsusnya pendidikan. Kurang
lebih 100 siswa kelas XI yang mengikuti ujian menggunakan android meskipun
banyak kendala yang di alami siswa salah satu jaringan internet yang belum
medukung sepenuhnya, kendala eror, tidak semua memiliki andoid sehingga untuk
pengerjaaan soal sering kali menunggu giliran atau menggunakan android
pengawas.
Siswa XI OTKP |
Pelaksanaannya kegiatan
PAT, ada 4 ruang diantaranta; ruang 05 (ATPH), ruang 06 (TBSM), ruang 7 (OTKP)
dan ruang 8 (APHP). Dalam pembagian ruangan pun ada beberapa hal yang mesti
diperbaik diantaranya, dengan siswa berdekatan dan mendapakan soal yang sama
dalam satu ruangan cendrung lebih besar siswa melakukan kecurangan.
Setelah saya mewawancari beberapa ada yang
cenderung setuju ada yang tidak setuju. Banyak kelemahan dan kelebihan dalam pelaksanaannya:
siswa yang setuju mereka adalah siswa lebih mudah berkomunikasi dengan siswa lainnya.
Sedangkan siswa yang tidak setuju adalah siswa yang merasa banyak hal negative dalam
penggunaan media ini, dikarenakan bisa googling,
bertanya pada teman melalu pesan singkat whatsapp
dan banyak diantara mereka tidak focus saat mengerjakan karena layar yang kecil
sedangkan soal panjang, seperti soal bahasa Indonesia.
seorang pengawas tidak bisa memantau
secara keseluruhan apa yang sedang mereka lakukan dengan ponselnya. Apakah
sedang mengerjaan soal atau bahkan sedang bermain sosmed atau bahkan bermain game. Hingga pada akhirnya perlu ada
kajian ulang tentang pengerjaan based
android. Jikapun akan terus menerapkan based andoid, seharusya penggunaan
aplikasi yang lebih canggih perlu dilakukan sehingga hal-hal yang tidak dinginkan
tidak dilakuan oleh siswa.
Karena
sejatinya mengerjakan soal ujian atau ulangan dengan jujur adalah salah satu
pendidikan karakter yang harus diterapkan kepada siswa. Jika hal seperti ini (mencontek
dengan berbagai cara) terus terulang, maka kegiatan ini akan mendarah daging, dan
mereka tidak siap untuk mengadapai ujian apapun.
04 Mei, 2019
Pelatihan Virtual Coordinator Training (VCT) SMK Negeri 1 Cugenang
Oleh Siti Halimah
Untuk menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 dibidang teknologi, perlu dikembangkan keterampilan guru dalam mengajar yg menarik, kreatif dan efektif guna meningkatkan keterampilan sebelum menghadapi siswa.
Pada kesempatan tersebut SMKN negeri 1 Cugenang mengadakan pelatihan selama tiga hari (Kamis-Sabtu, 4-6 April 2019) dengan agenda tanggal Kamis dan Jumat (4 dan 5 April 2019) pertemuan tatap muka, kemudian pada hari Sabtu 06 April 2019 diadakan penutupan secara virtual menggunakan webex sebagai media untuk berkomunikasi.
Banyak yang kami dapatkan selama pelatihan berlangsung. Berikut adalah beberapa materi yang dismapiakan. (1) pelatihan perngenal webex sebagia media berkomunikasi secara virtual,diantaanya belajara membuat jadwal pertemuan, kemudian menjadi presenter (pemateri), menjadi moderator dan menjadi host. (2) Pembuatan google formulir yang digunakan sebagia presensi (daftar hadir) online dalam kegiatan pertemuan secara virtual (3) simulasi menggunakan webex (4) pembuatan akun youtube sebagia salah satu media komunikas (5) Pembuatan google drive sebagai media penyimpan secara digital.
Dari kegiatan tersebut diharapkan guru semakin melek digital (metal), keterampilan semakin meningkat dan tidak akan tergerus oleh zaman.
Sastra dan Laut: Begitu Dekat.
03 Mei, 2019
KAJIAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER
Nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya
Ananta Toer.
Nilai-nilai
Pendidikan Karakter yang terdapat dalam
novel Gadis Pantai karya Promoedya
Ananta Toer, yaitu religius, jujur, toleransi, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, bersahabat/
komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli social,
tanggung jawab.
Berikut
adalah deskripsi tentang nilai pendidikan karakter yang telah disebutkan di
atas.
Religius
Dalam
Novel Gadis Pantai banyak ditemukan
nilai-nilai religius yang dibentuk dalam sebuah alur cerita yang menarik
sehingga membuat pembaca juga ikut merasakan keadaan yang dialami oleh tokoh Gadis Pantai tersebut. Contoh: pada
kalimat “Ya, Allah lindungilah seluruh kampung kami.” Dalam kalimat ini
terlihat sisi religinya Gadis Pantai yang memohon lindungan kepada Tuhan Yang
Maha Esa agar kampungnya selalu dilindungi dan selamat dari berbagai keadaan
yang menimpa kampungnya tersebut.
Jujur
Nilai-nilai
kejujuran yang diterapkan dalam sebuah alur novel juga sangat kental dalam
novel Gadis Pantai ini banyak
diterapkan nilai-nilai karakter jujur yang dialami Gadis Pantai terutama
nilai-nilai kepolosan dan kekanak-kanakannya seorang Gadis Pantai ini. Dalam
nilai kejujuran Gadis Pantai adalah orang yang sangat baik serta sangat
menyayangi kedua orangtuanya terutama jasa-jasa ayahnya yang telah membesarkan
dirinya dengan penuh perjuangan dan tantangan kehidupan yang dialaminya selama
menjadi seorang nelayan yang nyawa selalu jadi taruhan dalam mencari
tangkapannya. Contoh: pada kalimat “Ah, bapak dekatlah sini.” “Biarlah, aku
disini saja.”Gadis Pantai melangkah ke pintu menghampiri bapak. Dan bapak
meninggalkan bandul pintu menyingkir keluar.“Aku ingin seperti dulu lagi,
bapak, seperti dulu. Orang tak perhatikan aku.” “Tak ada yang perhatikan.” Pada
kalimat ini Gadis Pantai sangat menggambarkan nilai jujur dan polos serta
sayang terhadap bapaknya yang tidak ingin jauh dengannya.
Toleransi
Toleransi yang ada
dalam kehidupan juga
ada dalam novel Gadis Pantai ini yang
mana toleransi yang ditampilkan adalah ketika bendoro terbaring disamping Gadis
Pantadan memeluknya, ia merasakan apa yang dirasakan sehingga air mata yang
hangat membahasahi wajahnya.
Kerja Keras
Gadis
Pantai menggambarkan nilai-nilai kerja kerasnya seorang perempuan dalam
menjalani kehidupan terutama dalam ruang lingkup keadaan yang berbeda
sebelumnya dengan keadaan dia di masa kecilnya. Contoh: pada kalimat
“Pengabdian ini tak boleh cacat, tak boleh merosot dalam penglihatan dan
perasaan Bendoro. Bicara tentang saudara-saudara dan orangtua ia tak mau, biar
tidak merusak kewajiban pengabdian yang kokoh.” Dalam kalimat ini terlihat
bahwa seorang perempuan yang begitu kerja keras dengan ingin selalu mengabdi
sepenuh hati terhadap suami yang ia nikahi.
Kreatif
Dalam
novel tersebut dijelaskan bahwa Waktu sedang tegang-tegangnya suasana, nampak
sekali bapak sedang keras berpikir. Kemudian ia membisikkan sesuatu pada
seseorang. Lama betul bapak berbisik. Sesudah itu orang itu pun lari keluar
rumah, tak kembali lagi. Ah, sebodoh-bodohnya orang kampung, dalam kepepet akal
mereka selalu jalan
Mandiri
Dalam
novel kini ia harus lebih banyak
berpikir sendiri, mengambil keputusan sendiri, bertindak sendiri. Dari penggalan di atas jelas bahwa Gadis pantai adalah
sosok yang mandiri tidak bergantung kepada orang lain.
Dalam
Novel Gadis Pantai ini karakter dari tokoh utama juga menggambarkan nilai-nilai
mandiri dalam menjalani kehidupannya dan ini terlihat pada kalimat “Jantung
Gadis Pantai menggigil kencang. Kini aku harus berhadapan sendiri dengan dia.
Dia! Dia yang terbitkan rangkaian bencana atas kampung kami.” Dalam kalimat ini
Gadis Pantai ingin melakukan hal yang dapat melindungi kampungnya secara
mandiri tanpa harus meminta dan berharap pada pertolongan orang lain, ia merasa
dia mampu menjaga dan melindungi kampungnya secara mandiri.
Demokratis
Dalam
beberapa minggu ini setapak demi setapak ia dipimpin untuk mengerti, bahwa
satu-satunya yang ia boleh dan harus kerjakan ialah mengabdi pada Bendoro, dan
Bendoro itu tak lain dari suaminya sendiri.
Rasa Ingin Tahu
Gadis
Pantai adalah seseorang yang memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi
terbukti dengan cerita-cerita yang dialami dalam perjalanan hidupnya yang
mengharuskan dia untuk banyak bertanya kepada para pembantunya mengenai seluk
beluk keadaan lingkungan suaminya serta rumah dengan berbagai fasilitasnya yang
ia tempati.
Semangat Kebangsaan
Dalam
semangat kebangsaan ini tentu jelas ide cerita yang dijlaskan bahwa beberapa
tokoh memiliki semangat untuk mmepertahankan kampungnya, yang mana kampung juga
salah satu wilayah bangsa.
Cinta
Tanah Air
novel gadis pantai menggambarkan cinta terhadap tanah
air. Sebagai contoh yan dikatakan Gadis PantaiAku
akan tahu, tanah ini tempat aku injak setelah ditolong perahu nelayan kampung
sini, dibawa ke sini, dipelihara di sini, dan diantarkan ke kota
Bersahabat/komunikatif
Nilai
karakter Gadis Pantai juga sangat menarik dalam hal mencintai tanah airnya.
Dalam hal ini Gadis Pantai sangat peduli terhadap tanah kelahirannya dan ia
begitu mencintai tanah kelahirannya terutama area yang membesarkannya area
pantai. Contoh: pada kalimat “Barangsiapa pernah minum air setengah asin
kampung ini, dia takkan bakal lupa. Dan barangsiapa dilahirkan di kampung sini,
dia tetap anak kampung sini.” Dalam kalimat sangatlah terlihat jelas bahwa
Gadis Pantai sangat mencintai kampungnya terutama kampung dalam area pantai.
Cinta Damai
Diceritakan dalam novel bahwa di sebuah ia mengenangkan
kembali segala kejadian sesiang tadi, kampung nelayan tiba-tiba jadi hidup
lagi, dan secara tidak langsung tidak
ingin kejadian itu terulang lagi.
Gemar
Membaca
Diceritakan dalam novel bahwa di sebuah ruangan terdapat
buku-buku berdiri dengan ketebalannya masaing-masing, dan ia membukanya meski
sekedar melihat gambarnya.
Peduli
Lingkungan
Dalam satu kutipan di atas jelas dikemukakan bahwa ia
membela seekor binatang, den dengan iba untuk tidak memperkerjakan binatang.
Itu adalah salah satu bukti bahwa ia peduli terhadap binatang.
Peduli
Sosial
Gadis
Pantai juga sangat peduli terhadap lingkungannya serta lingkungan sosial yang
ia tempati. Ia begitu sayang terhadap binatang-binatang kecil yang ia lihat dan
kasihani. Contoh: pada kalimat “Binatang pun tahu berdagang. Rupa-rupanya
dagang bukan pekerjaan luar biasa. Lihat! Dan ditunjuknya binatang-binatang
itu.” Dalam kalimat ini terlihat bahwa Gadis Pantai sangat peduli terhadap
binatang. Selain itu, ia juga peduli terhadap lingkungannya dan ini terlihat
pada kalimat “Buat apa tasbih? Bendoro menyampaikan salam. Kalau kampung belum
punya surau, Bendoro bersedia membiayai pendiriannya.” Dalam kalimat ini
terlihat bahwa suami Gadis Pantai serta dirinya sangat peduli terhadap
lingkungan sosialnya terutama peduli dalam hal nilai-nilai kebaikannya untuk
dunia maupun akhirat kelak.
Tanggung Jawab
Kehidupan
seorang Gadis Pantai penuh dengan tanggungjawab walaupun memang pilihan awalnya
menjalani kehidupan pernikahannya bukan murni keinginan dirinya melainkan keinginan
orangtuanya walaupun demikian Gadis Pantai tetap tabah menjalaninya dengan rasa
penuh tanggungjawab karena dia ingin membahagiakan kedua orangtuanya. Contoh:
pada kalimat “Gadis Pantai mulai terbiasa pada kehidupan yang diperlengkapi
alat-alat begitu banyak dan menggampangkan kerja.” Pada kalimat ini kehidupan
Gadis Pantai telah berubah dengan disuguhkan peralatan-peralatan yang ada di
rumahnya walaupun begitu ia tidak ingin diperalatan oleh alat-alat seperti itu
ia ingin melakukan tugas sebagai istri seperti mana mestinya dengan tangannya
sendiri.
Nilai-nilai
dan pendidikan karakter novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer sebagai
bahan pembelajaran sastra.
Analisis
kelayakan Novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer
sebagai
bahan ajar merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Rahmanto, bahwa bahan ajar
harus memperhatikan beberapa ketentuan, diantaranya ketentuan teoretis yang
meliputi relevansi dengan kurikulum, keberadaan bahasa, psikologi, dan latar
belakang budaya. Berikut ini merupakan hasil analisis menurut
ketentuan-ketentuan tersebut.
01 Mei, 2019
ESAI: Sajak “Hatiku Selembar Daun” Karya Sapardi Djoko Damono
KRITIK ESAI PUISI
Sajak “Hatiku Selembar Daun” Karya Sapardi Djoko Damono
Daun,
Kehidupan dan Tanda;
Hatiku
Selembar Daun karya Sapardi
Djoko Damono
oleh
Siti Halimah
hali.halimah45@gmail.com
...
Ada yang masih ingin ku pandang
Yang selama ini senantiasa luput
...
Betapakah dari kutipan sajak “Hatiku Selembar Daun” di atas menjadi
tolak ukur pengarang dari isi sajak tersebut. Betapakah pengarang ingin sejenak
menikmati yang senantiasa luput dari penglihatannya: kehidupan.
Hatiku Selembar daun
Sapardi Djoko Damono
Hatiku
selembar daun
Melayang
jatuh di atas rumput
Nanti
dulu
Biarkan
aku sejenak
Terbaring disini
Ada
yang masih ingin ku pandang
Yang
selama ini senantiasa luput
Sesaat adalah abadi
Sebelum
kau sapu
Tamanmu
setiap pagi
Sapardi yang akrab dipanggil, menjalani
masa kecilnya bersamaan dengan tengah berkecamuknya perang kemerdekaan pada
saat itu. Sebagai sosok yang tumbuh dalam situasi sulit seperti itu,
pemandangan pesawat yang menjatuhkan bom dan membakar rumah-rumah besar
merupakan hal yang biasa bagi Sapardi kecil.
Dalam bukunya, Sapardi
mengisahkan bahwa awalnya kehidupan keluarga dari pihak ibunya terbilang
berkecukupan, namun nasib manusia memang bak roda yang terus saja berputar,
kadang di atas kadang di bawah, demikian halnya dengan keluarga Sapardi, saat
Sapardi kecil hadir keadaan pun berubah, mereka harus menjalani hidup yang
sulit. Masih segar dalam ingatan Sapardi, saking susahnya ia hanya makan bubur
setiap pagi dan sore. Untuk menafkahi keluarganya, ibunda Sapardi, Sapariah,
berjualan buku. Sementara ayahnya, Sadyoko, memilih hidup mengembara dari satu
desa ke desa lain untuk menghindari kejaran tentara Belanda yang kala itu kerap
menangkapi kaum laki-laki. Sang ayah memang bukan seorang pejuang, tapi tentara
Belanda kala itu berpikir tentara itu kebanyakan laki-laki.
“Mungkin karena suasana yang ‘aneh’ itu menyebabkan saya memiliki
waktu luang yang banyak dan ‘kesendirian’ yang tidak bisa saya dapatkan di
tengah kota,” kata Sapardi.
Walaupun memutuskan untuk lebih
banyak tinggal di rumah dan menikmati ‘kesendirian’, hobi keluyurannya tak
lantas berhenti begitu saja. Namun, ‘keluyuran’-nya bukan dalam arti fisik di
dunia nyata melainkan dunia batinnya sendiri: berimajinasi dan menrangkai kata.
Sambil menikmati masa
‘kesendirian’-nya itu, Sapardi mulai menulis puisi. “Saya belajar menulis pada
bulan November 1957,” katanya. Sebulan setelah belajar menulis, karyanya berupa
sajak dimuat di majalah kebudayaan yang terbit di Semarang. Tahun berikutnya,
sajak-sajaknya mulai bermunculan di berbagai halaman penerbitan yang antara
lain diasuh oleh HB. Jassin. Itulah kehidupan Sapardi Djoko Damono yang lahir
pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo.
...
Hatiku selembar daun
Melayang jatuh di atas rumput
....
Dalam dua larik ini adalah Pengibaratan antara aku lirik dengan
selembar daun dan kemudian melayang-layang dan jatuh diatas rumput. Hal ini
menunjukan betapakah hatinya seperti daun yang melayang di atas rumput yang
mengibaratkan pearasaannya yang tidak karuan.
Atau ada juga yang mengibaratkan Sapardi yang mengibaratkan ada daun
yang jatuh dan sembari merenung bahwa kematian itu dekat sekali, lebih dekat
seperti daun yang jatuh ke tanah dengan tenang.
...
Nanti dulu
Biarkan aku sejenak
Terbaring disini
...
Ungkapan untuk menikmati pembaringanya, hingga pada akhirnya ia ingin
menikmati dulu kehidupan sebelum kematian itu datang, dan biarkan sejenak ia
muhasabah diri dengan kehidupannya.
...
Ada yang masih ingin ku pandang
Yang selama ini senantiasa luput
...
Mengapa aku lirik ini ingin menikmati dulu pembaringannya? Karena
ini, karena ia menemukan suatu hal yang istimewa yang selama ini luput dari
pengamantan/persaannya. Yang patut ditanyakan, apa sih yang luput dari ingatannya
itu? Dan yang saya tafsirkan adalah kehidupan dan kematian.
...
Sesaat adalah abadi
...
Karena bagi ‘aku lirik’ kehidupan itu adalah sesaat adalah abadi, meskipun
sesaat ini akan menjadi suatu hal yang abadi yang tak akan pernah terlupakan di
kerenakan sebelumnya tidak pernah dirasakan
...
Sebelum kausapu
Tamanmu setiap pagi
...
Pernyataan kepada suatu hal yang mampu menyapu taman”dunia lain”
setiap pagi. Ya, sebelum taman yang
diibaratkan makam itu disapukan setiap pagi.
Atar Semi mejelaskan (Semi, 44:2013), bahwa yang menggunakan pendekatan
semiotik ini pada dasarnya merupakan pengembangan dari pendekatan objektif dan
pendekatan struktural, yaitu pendekatan yang lebih menitik beratkan pada
penelaahan sastra dengan mempelajari berbagai unsur didalamnya tanpa ada yang
diangapa tidak penting.
Dalam hatiku selembar daun tentunya ada sebuah tanda yang
menunjukan bahwa hal ini adalah yang menunjukan kehidupan, yang di antaranya
adalah jatuh di rumput, terbaring di
sini, senantiasa luput, sesaat adalah
abadi, sapu taman setiap pagi. Dari
setiap tanda yang ada pada setiap larik tersebut tentunya telah menjadi tanda
yang ingin menikmati kehidupan sebelum kehiudpan yang benar-benar fana ini
berakhir, tanda tersebut menjadi benang merah antarbait untuk mengungkapakan
apa yang hendak disampaikan Sapardi dalam puisinnya itu.
Maka dari setiap larik terdapat kesederhanaan penyair dalam
menyampaikan risalah kehidupannya yang sejenak ini telah membius pembaca untuk
masuk pada setiap larik yang disuguhkan.
Dalam esainya Soni Parid Maulana menyepakati sebuah definisi
sederhana menegani puisi yaitu uangkapan perasaan, semacam nyanyian jiwa yang
menyeruak dari kedalam kalbu sang penyair, apapun nyanyian itu dan tentunya
pula hal ini beruursan dengan gaya bahasa. Maka berkaitan dengan ungkapan
tersebut maka jelas pulalah betapa Metafor-metafor yang ditampilkan disetiap
sajak “Hatiku Selembar Daun” karya Sapardi begitu lugu untuk dibaca.
Hingga sapardi berhasil membaca pembaca dalam penafsiran yang berbeda. Begitu
banyak penafisran yang saya dapatkan ketika pengkajian puisi ini. Ada yang
berpendapat pula selain kehidupan, sapardi juga menggambarkan cinta sapardi
yang tak pernah terungkap. Namun inilah kelihaian sapardi dalam mengobarak-
abrik kata-kata sederhana ini menjadi metafor yang luar biasa dan menimbulkan
pemaknaan yang berbeda pula. Namun hingga pada akhirnya dalam sajak sapardi ini
tentu sangat jelas dengan simbol sesaat adalah abadi yang menunjukkan kapabilitas
seorang manausia yang hidup didunia ini hanyalah sesaat. Namun jelaslah
daripada hal ini bahwa yang terkandung dalam puisi sapardi adalah kehidupan.
SUMBER BACAAN
Nurlailah,
Laelasari. Ensiklopedia Tokoh Sastra Indonesia. Bandung: Nuansa
Aulia, 2007.
Semi, Atar. Kritik
Sastra. Bandung: CV Angkasa, 2013.
Maulana, Soni
Farid. Apresiasi dan Proses Kreatif Menulis Puisi. Bandung: Nuansa,
2012.
Suroso,
dkk. Kriktik Sastra (teori, metodologi dan aplikasi). Yogyakarta: Elmatera
Publishing, 2008.
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Hatiku Selembar Daun KRITIK ESAI PUISI Sajak “Hatiku Selembar Daun” Karya Sapardi Djoko...
-
Oleh Siti Halimah Novel Gadis Pantai Nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer . N...
-
Grand Hani Lembang ketika menjadi pembicara berjalan makaitu akan memberikan sentuhan. kegiatan ini berjalan selama hari satu...