15 September, 2019

KUALITAS DAN MAGISTER



Tepat di hari ini 14 September 2019 adalah pertama kali saya belajar di magister. Mata kuliah Bahasa Indonesia dengan dosen pengampu yaitu Bu Siti Mariam. Dulu, bimbingan skripsi Saya oleh beliau. Jadi ini bukan pertama kali Saya bertemu dengan beliau.

Beliau menjelaskan kepada kami tentang bagaimana menulis karya ilmiah. Katanya, jika hari ini tidak menulis maka kalian akan tergerus oleh mereka yang menulis. Apalagi sebagai dosen atau sebagai guru.

"Bu, apakah baground pendidikan mempengaruhi kepercayaan setiap pembacanya?" Begitulah kira-kira pertanyaan saya.


Karena akhir-akhir ini Saya menulis bukan dibidang keahlian Saya. Kadang yang membuat tak nyaman itu yang seperti ini, bahkan Saya mengajar di bidang yang bukan keahlian Saya, bahkan yang membuat tidak kuat itu yang seperti ini. Tapi ada kekuatan yang tidak bisa dijelaskan, hingga akhirnya bertahan adalah jalan yang harus dipilih.

"Tulisan fiksi bisa saja ditulis oleh semua kalangan. Tapi tidak dengan ilmiah, perlu ada pembuktian. Bahkan untuk penelitian hibah, itu akan dilihat dari baground pendidikan yang diampunya. "Pungkasnya


Begitulah hari pertama yang biasa saja.



ADA TANGGUNG JAWAB YANG HARUS DIJAGA


Grand Hani Lembang


ketika menjadi pembicara berjalan makaitu akan memberikan sentuhan.

kegiatan ini berjalan selama hari satu malam pada tanggal 15-16 Agustus 2019, dan dilaksanakan di Hotel Grand Hani Lembang dengan tema Penguatan Peran Tutor SMA Terbuka dan SMK PJJ di Lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Provinsi Jawa Barat. tepat pada materi pertama disampaikan oleh Ibu KCD belliau sekaligus membuka kegiatan.   
ada materi yang disampaikan oleh Ibu KCD yang membuat Saya menjadi menjadi berpikir untuk menjadi guru,terutama guru di PJJ karena kebetulan Saya mengajar disebuah SMK sekaligus menjadi tutor di SMK PJJ tersebut. ya, tentang peran guru yang beliau sampaikan:
  1. Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu memiliki keterampilan memberikan informasi kepada anak didik di kelas.
  2. Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki keterampilan cara memimpin kelompok murid.
  3. Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan cara mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa.
  4. Guru sebagai pengatur lingkungan perlu memiliki keterampilan mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran.
  5. Guru sebagai partisipan, perlu memiliki ketarampilan cara memberikan saran, mengarahkan pemikiran siswa di kelas dan memberikan penjelasan.
  6. Guru sebagai ekspeditur, perlu memiliki keterampilan menyelidiki sumber-sumber masyarakat yang akan digunakan.
  7. Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan cara memilih, dan meramu bahan pelajaran secara profesional.
  8. Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mendorong motivasi belajar siswa.
  9. Guru sebagai penanya, perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang merangsang kelas berfikir dan memecahkan masalah.
  10. Guru sebagai pengajar, perlu memiliki keterampilan cara memberikan penghargaan terhadap anak-anak yang berprestasi.
  11. Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan cara menilai anak-anak secara objektif, kontinue, dan komprehensif.
  12. Guru sebagai konselor, perlu memiliki keterampilan cara membantu anak-anak yang memiliki kesulitan tertentu. 

Meskipun pendidikan mengalami pergeseran secara digitaldi era sekrang ini, namun teknis tidak akan melulu semua digantikan oleh mesin. Contoh saja pendidikan karakter pada siswa tidak akan ditemukan dalam mesin pencarian. Pelajaran yang handal dan baik itu adalah setiaguru mampu mengaitkan setiap mata pelajaran dengan pendidikan karakter, jangan sampai pendidikan karakter siswa kita diubah oleh mesin, sebab itu perlu sebagaimanapun pembelajaran PJJ atau terbuka itu banyak menggunakan media online, tetap perlu ada tatap muka setiap minggunya. 

Lalu sering ditemukan permasalah ini, adalah  dosa besar terletak ketika anak mencium tangan kita sebagai, kita membuang muka. Jangan begitu, usaplah.

Ada tanggungjawab yang harus dijaga seorang pendidik. Pendididkan bukan hanya sebuah gelar,namun ia dalah proses yang tidak akan pernah berakhir.







MELATIH MENTAL

SMKN 1 Cugenang


Praktik bisnis itu melatih mental, katanya.


Saya buka terlebih dahulu dengan kata yang baik untuk pelatihan ini. Pelatihan ini dilakukan pada tanggal 10-12 Sepetember 2019di SMKN 1 Cugenang. Kebetulan juga Saya ditunjuk sebagai MC dan peserta degan secara mendadak, hingga kegiatan ini menjadi hari yang kurang baik yang kesekian kalinya untuk Saya,; Saya harus membohongi diri Saya, Saya harus menyiksa diri Saya dengan mengikuti hal tidak saya sukai. kebetulan juga Saya tidak punya keahlian apapun dalam bidang ini, rasanyayang tidak cocok dengan dunia Saya. 

Tapi kita lupakan hal itu, karena bagi Saya ini adalah hal baru yang harus Saya jalani dengan baik banyak sekali yang bisa pelajari kegiatan pada kali ini. Ya,karena dunia ini bukan hanya sekadar yang disukai, tapi juga yang tidak disukai.

Ada beberapa hal yang saya dapatkan dalam kegiatan ini, dengan segala keterpaksaan. Ya, hal ini bisa saja menjadi alternatf siswa untuk memilih atau mengerjakan apa yang mereka sukai, juga bisa membentuk softkill siswa sebagai calon wirausaha. 

Lalu Saya mendapatkan juga metode pembelajaran Sikepo untuk dunia marketing, didunia memang bukan dunia Saya.ini bisa diterapkan dalam hal apa saja. pertama memiliki empati dan bisa secara langsung observasi/pengamatan peluang usaha, kedua etos kerja yaitu dengan kepepet dan kontrak beajar dengan siswa, ketiga bisa menimbulkan juga kerjasama tim yaitu praktik bisni online,lalu jujur hingga mendapatkan omset.   






MENULIS TANPA HARUS MENUTUP CITA-CITA YANG LAIN

Tere Liye di SMAN 1Cianjur


Hari ini aku menjadi orang  yang paling beruntung bisa menghadiri seminar Tere Liye di SMA Negeri 1 Cianjur. Niat yang ditanamkan dari rumah adalah aku ingin memberi semangat pada diri untuk tetap menulisdalam segala kondiri. dan aku yakin Bang Tere adalah salah satu semangat yang harus aku tanamkan. Dan pada hari ini,aku jatuh cinta pada Bang Tere. 

Sebelumnya, aku tidak pernah berjumpa dengan Tere Liye, aku hanya sering medengar orang menceritakan tetang bukunya. Buku Tere Liye yang pertama kali aku kenal adalah Daun yang tak Pernah Membenci Angin. 

Sederhana dan bersahaja. Ya,aku pertama kali melihat Bang Tere hari ini, .dengan pakaian yang sederhana dan kata yang menghipnotis.

"Menulis adalah salah satu cara untuk bisa terlibat dengan sekitar. apa yang susah? menulis itu tidak susah, kata siapa menulis itu susah? susah itu adalah ketika kalian tidak mengerjakan tulis kalian".





22 Mei, 2019

Penilaian Akhir Semester (PAT) Based Android


 
Ruang 07 (XI OTKP)
Penilaian Akhir Semester (PAT) menjadi rutinitas sekolah setiap enam bulan sekali dan menjadi salah satu progranm sekolah, sehingga siswa sudah terbiasa dengan kegiatan tersebut. Namun berbeda dengan kegiatan PAT pada semeseter dua tahun ajaran 2018/2019 Smk Negeri 1 Cugenang membuat trobosan terbaru untuk menunfkatan literasi digital yang setiap tahun berkembang. Apliksi yang digunakan dalam membuat soal adalah gogle drive yang dikreasikan menjadi lebaran soal.

Bahwa Pemerintah harus lebih banyak mengakselarasi startup di sektor pendidikan. Digitalisasi sektor pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan kepala sekolah dan siswa dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0. (di kutif dari https://aptika.kominfo.go.id/2019/04/digitalisasi-sektor-pendidikan-untuk-hadapi-revolusi-industri-4-0/ ).

“Adanya standard dan framework kurikulum informatika yang sudah dirilis dan diimplementasikan oleh negara maju, antara lain yang dirilis oleh Association for Computing Machine (ACM), Computer Science Teacher Association (CSTA), dan Lembaga nirlaba (code.org). Di dunia digital yang dipenuhi dengan komputasi dan komputer, lulusan sekolah harus mempunyai pemahaman tentang informatika,” jelas Sutjipto.  (dikutipdi kutif dari https://aptika.kominfo.go.id/2019/04/digitalisasi-sektor-pendidikan-untuk-hadapi-revolusi-industri-4-0/ )

Meskipun dalam kenyataannya tidak semua sektor pendidikan belum siap mengahadapi hal tersebut, perlu diadakan kajian ulang mengenai hal tersebut, mengingat tidak semua sektor mendapatkan jangkauan akses internet dengan baik, salah satunya daerah terpencil.

Namun berdasarka hal tersebut  SMKN 1 Cuegnang berpartisipasi hadir memperkenalkan digital pada siswa dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0.  Dalam tahap percobaan kelas xi menjadi uji coba kefektian Pada PAT semester dua tahun pelajaran 2018/2019, dan ikut terjun menjadi salah satu pengguna digital didunia digital khsusnya pendidikan. Kurang lebih 100 siswa kelas XI yang mengikuti ujian menggunakan android meskipun banyak kendala yang di alami siswa salah satu jaringan internet yang belum medukung sepenuhnya, kendala eror, tidak semua memiliki andoid sehingga untuk pengerjaaan soal sering kali menunggu giliran atau menggunakan android pengawas.
Siswa  XI OTKP

Pelaksanaannya kegiatan PAT, ada 4 ruang diantaranta; ruang 05 (ATPH), ruang 06 (TBSM), ruang 7 (OTKP) dan ruang 8 (APHP). Dalam pembagian ruangan pun ada beberapa hal yang mesti diperbaik diantaranya, dengan siswa berdekatan dan mendapakan soal yang sama dalam satu ruangan cendrung lebih besar siswa melakukan kecurangan.
Setelah saya mewawancari beberapa ada yang cenderung setuju ada yang tidak setuju. Banyak kelemahan dan kelebihan dalam pelaksanaannya: siswa yang setuju mereka adalah siswa lebih mudah berkomunikasi dengan siswa lainnya. Sedangkan siswa yang tidak setuju adalah siswa yang merasa banyak hal negative dalam penggunaan media ini, dikarenakan bisa googling, bertanya pada teman melalu pesan singkat whatsapp dan banyak diantara mereka tidak focus saat mengerjakan karena layar yang kecil sedangkan soal panjang, seperti soal bahasa Indonesia.
seorang pengawas tidak bisa memantau secara keseluruhan apa yang sedang mereka lakukan dengan ponselnya. Apakah sedang mengerjaan soal atau bahkan sedang bermain sosmed atau bahkan bermain game. Hingga pada akhirnya perlu ada kajian ulang tentang pengerjaan based android. Jikapun akan terus menerapkan based andoid, seharusya penggunaan aplikasi yang lebih canggih perlu dilakukan sehingga hal-hal yang tidak dinginkan tidak dilakuan oleh siswa.  


Karena sejatinya mengerjakan soal ujian atau ulangan dengan jujur adalah salah satu pendidikan karakter yang harus diterapkan kepada siswa. Jika hal seperti ini (mencontek dengan berbagai cara) terus terulang, maka kegiatan ini akan mendarah daging, dan mereka tidak siap untuk mengadapai ujian apapun.



SEKALI BERJUMPA