Penilaian Akhir Semester (PAT) menjadi
rutinitas sekolah setiap enam bulan sekali dan menjadi salah satu progranm
sekolah, sehingga siswa sudah terbiasa dengan kegiatan tersebut. Namun berbeda
dengan kegiatan PAT pada semeseter dua tahun ajaran 2018/2019 Smk Negeri 1
Cugenang membuat trobosan terbaru untuk menunfkatan literasi digital yang
setiap tahun berkembang. Apliksi yang digunakan dalam membuat soal adalah gogle
drive yang dikreasikan menjadi lebaran soal.
Bahwa Pemerintah harus lebih
banyak mengakselarasi startup di sektor pendidikan. Digitalisasi sektor
pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan kepala sekolah dan siswa dalam
menghadapi Revolusi Industri 4.0. (di kutif dari
https://aptika.kominfo.go.id/2019/04/digitalisasi-sektor-pendidikan-untuk-hadapi-revolusi-industri-4-0/
).
“Adanya standard dan framework
kurikulum informatika yang sudah dirilis dan diimplementasikan oleh negara
maju, antara lain yang dirilis oleh Association for Computing Machine (ACM),
Computer Science Teacher Association (CSTA), dan Lembaga nirlaba (code.org). Di
dunia digital yang dipenuhi dengan komputasi dan komputer, lulusan sekolah
harus mempunyai pemahaman tentang informatika,” jelas Sutjipto.
(dikutipdi kutif dari https://aptika.kominfo.go.id/2019/04/digitalisasi-sektor-pendidikan-untuk-hadapi-revolusi-industri-4-0/
)
Meskipun dalam
kenyataannya tidak semua sektor pendidikan belum siap mengahadapi hal tersebut,
perlu diadakan kajian ulang mengenai hal tersebut, mengingat tidak semua sektor
mendapatkan jangkauan akses internet dengan baik, salah satunya daerah
terpencil.
Namun berdasarka
hal tersebut SMKN 1 Cuegnang berpartisipasi hadir memperkenalkan digital
pada siswa dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0. Dalam tahap percobaan kelas xi menjadi uji
coba kefektian Pada PAT semester dua tahun pelajaran 2018/2019, dan ikut terjun
menjadi salah satu pengguna digital didunia digital khsusnya pendidikan. Kurang
lebih 100 siswa kelas XI yang mengikuti ujian menggunakan android meskipun
banyak kendala yang di alami siswa salah satu jaringan internet yang belum
medukung sepenuhnya, kendala eror, tidak semua memiliki andoid sehingga untuk
pengerjaaan soal sering kali menunggu giliran atau menggunakan android
pengawas.
Siswa XI OTKP |
Pelaksanaannya kegiatan
PAT, ada 4 ruang diantaranta; ruang 05 (ATPH), ruang 06 (TBSM), ruang 7 (OTKP)
dan ruang 8 (APHP). Dalam pembagian ruangan pun ada beberapa hal yang mesti
diperbaik diantaranya, dengan siswa berdekatan dan mendapakan soal yang sama
dalam satu ruangan cendrung lebih besar siswa melakukan kecurangan.
Setelah saya mewawancari beberapa ada yang
cenderung setuju ada yang tidak setuju. Banyak kelemahan dan kelebihan dalam pelaksanaannya:
siswa yang setuju mereka adalah siswa lebih mudah berkomunikasi dengan siswa lainnya.
Sedangkan siswa yang tidak setuju adalah siswa yang merasa banyak hal negative dalam
penggunaan media ini, dikarenakan bisa googling,
bertanya pada teman melalu pesan singkat whatsapp
dan banyak diantara mereka tidak focus saat mengerjakan karena layar yang kecil
sedangkan soal panjang, seperti soal bahasa Indonesia.
seorang pengawas tidak bisa memantau
secara keseluruhan apa yang sedang mereka lakukan dengan ponselnya. Apakah
sedang mengerjaan soal atau bahkan sedang bermain sosmed atau bahkan bermain game. Hingga pada akhirnya perlu ada
kajian ulang tentang pengerjaan based
android. Jikapun akan terus menerapkan based andoid, seharusya penggunaan
aplikasi yang lebih canggih perlu dilakukan sehingga hal-hal yang tidak dinginkan
tidak dilakuan oleh siswa.
Karena
sejatinya mengerjakan soal ujian atau ulangan dengan jujur adalah salah satu
pendidikan karakter yang harus diterapkan kepada siswa. Jika hal seperti ini (mencontek
dengan berbagai cara) terus terulang, maka kegiatan ini akan mendarah daging, dan
mereka tidak siap untuk mengadapai ujian apapun.